Kamis, 16 Februari 2012

Gelombang Mekanik

Gambar 1.1 Tali yang digetarkan
Pernahkah kamu bermain slinky? Coba kamu perhatikan rapatan dan renggangan pada slinky tersebut saat digetarkan. Ambillah seutas tali! Amatilah apa yang terjadi jika salah satu ujung tali kamu ikatkan pada suatu tiang kemudian ujung yang lain kamu getarkan! Tali dan slinky yang digetarkan akan menunjukkan gejala gelombang. Apakah gelombang itu? Untuk memahaminya pelajarilah pembahasan berikut!

Kata Kunci:
Persamaan Gelombang Berjalan – Cepat Rambat Gelombang – Gelombang
Stasioner – Interferensi Gelombang – Layangan Gelombang

A. Pengertian Gelombang Mekanik
Berdasarkan gambar di bawah kita dapat melihat timbulnya gejala gelombang pada slinky. Gejala gelombang tersebut terjadi karena getaran yang merambat pada slinky. Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa gelombang adalah

getaran yang merambat. Gejala gelombang pada slinky maupun tali merupakan gejala gelombang yang sudah tidak asing lagi bagi kita.

Gelombang yang terjadi pada contoh-contoh di atas merupakan contoh gelombang mekanik.Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan media untuk merambat. Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan atas gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan Pernahkah kamu bermain slinky? Coba kamu perhatikan rapatan dan renggangan pada slinky tersebut saat digetarkan. Ambillah seutas tali! Amatilah apa yang terjadi jika salah satu ujung tali kamu ikatkan pada suatu tiang kemudian ujung yang lain kamu getarkan! Tali dan slinky yang digetarkan akan menunjukkan gejala gelombang. Apakah gelombang itu?
Untuk memahaminya pelajarilah pembahasan berikut! Contoh gelombang jenis ini adalah gelombang pada tali. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah rambat sejajar dengan arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinky. Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang konsep gelombang mekanik, akan lebih baik bila kita mengetahui istilah-istilah yang berhubungan dengan gelombang sebagai berikut. 1. Panjang Gelombang Untuk memahami pengertian panjang gelombang, perhatikan gambar berikut. abc, efg adalah bukit gelombang cde, ghi adalah lembah gelombang titik b, f adalah puncak gelombang titik d, h adalah dasar gelombang abcde, bcdef, cdefg, dan seterusnya adalah satu gelombang. Panjang a–e, b–f, c–g, d–h, dan seterusnya adalah panjang satu gelombang atau sering disebut panjang gelombang (λ = dibaca lamda). Pada gambar di atas maka λ= l. Untuk gelombang longitudinal, panjang satu gelombang adalah panjang satu rapatan dan satu regangan atau jarak antardua rapatan yang berurutan atau jarak antara dua regangan yang berurutan seperti pada gambar 1.5 di bawah! 2. Periode gelombang (T), yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. 3. Frekuensi gelombang (f), yaitu jumlah gelombang tiap sekon. 4. Cepat rambat gelombang (v), yaitu jarak yang ditempuh gelombang tiap sekon. Secara matematis, cepat rambat gelombang dirumuskan: v = s/t . . . (1.1) Jika s = λ maka persamaan 1.1 menjadi: v = λ/t atau v = λ . f Keterangan:s : jarak yang ditempuh dalam t sekon t : periode (t = T)
Supaya kamu lebih memahami penjelasan di atas, cobalah perhatikan contoh soal berikut ini! Contoh Soal Gelombang merambat pada tali seperti gambar berikut. Berdasarkan gambar tersebut tentukan:
a. Panjang gelombang, b. Periode c. Cepat rambat gelombang. Penyelesaian: Diketahui: n = 32 t = 0,6 sekon Ditanyakan: λ = . . . ? t = . . . ? v = . . . ? Jawab: a. Dari gambar terlihat bahwa dari titik A ke B terbentuk 3/2 gelombang sehingga 3/2 λ = = 30 λ =2/3 . 30 = 20 cm b. t = 0,6 2/3 = 0,4 sekon c. v = λt = 20 cm 0,4 s = 50 cm/s
Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengetahui tentang gelombang secara umum dan istilah yang berkaitan dengan gelombang serta pengertian gelombang mekanik. Untuk memahami lebih jauh tentang gelombang mekanik, marilah kita pelajari pembahasan berikut! B. Persamaan Gelombang Berjalan Perhatikan gambar 1.6 di bawah ini! Gambar tersebut menunjukkan gelombang transversal pada seutas tali ab yang cukup panjang. Pada ujung a kita getarkan sehingga terjadi rambatan gelombang. Titik p adalah suatu titik yang berjarak x dari a.
Misalnya a digetarkan dengan arah getaran pertama kali ke atas, maka persamaan gelombangnya adalah: y = A sin ωt . . . (1.2) Getaran ini akan merambat ke kanan dengan kecepatan v, sehingga getaran akan sampai di p setelah selang waktu s/v . Berdasarkan asumsi bahwa getaran berlangsung konstan, persamaan gelombang di titik p adalah: yp = A sin ωtp . . . (1.3) Selang waktu perjalanan gelombang dari a ke p adalah x/v . Oleh karena itu, persamaan 1.3 dapat dituliskan sebagai berikut.
Yp = A sin t - x/v . . . (1.4)
Dengan ω = 2  f dan k = 2π/λ serta v = f λ , persamaan 1.4 dapat kita jabarkan menjadi:
Yp = A sin (ω t – kx) . . . (1.5)
Jika gelombang merambat ke kiri maka titik p telah mendahului a dan persamaan gelombangnya adalah:
Yp = A sin (ω t + kx) . . . (1.6)
Jika titik a digetarkan dengan arah getaran pertama kali ke bawah, maka amplitudo (A) negatif. Dengan demikian, persamaan gelombang berjalan dapat dituliskan sebagai berikut.
Yp = ± A sin (ω t ± kx) . . . (1.7)
Keterangan:
Yp : simpangan (m)
A : amplitudo (m)
k : bilangan gelombang = 2π/λ
v : cepat rambat gelombang (m/s)
λ: panjang gelombang (m)
t : waktu (s)
x : jarak (m)
ω : kecepatan sudut (rad/s) = 2f =2π/T
f : frekuensi (Hz)
T : periode (1/s)
Contoh Soal
Fungsi gelombang pada suatu medium dinyatakan sebagai: y = 0,1 sin (5t – 2x), dengan x dan y dalam meter dan t dalam sekon. Tentukanlah frekuensi dan panjang gelombang tersebut!

Penyelesaian:
Diketahui: gelombang berjalan, y = 0,1 sin (5t – 2x)
Ditanyakan: f = . . .?
λ = . . .?

Jawab:
Dengan menggunakan persamaan 1.5 dapat kita ketahui bahwa: A = 0,1 m dan ω = 2  f = 5, sehingga:
f = 5/2π Hz
Dengan persamaan 1.5 kita ketahui bahwa k = 2, sehingga:
k = 2π/λ
λ = 2π/k
λ =  m

Cepat Rambat Gelombang Transversal
Pernahkah kamu memerhatikan senar gitar yang sedang dipetik? Pada senar gitar yang dipetik akan tampak ”gangguan” atau disturbansi yang merambat ke kedua arah. Tiap gangguan tersebut disebut pulsa transversal. Disebut demikian karena arah gerak partikel-partikel senar tegak lurus dengan arah rambat pulsa. Gelombang pada senar yang di petik tersebut merambat dengan kecepatan v. Berikut ini kita akan membahas cara menentukan besarnya v tersebut. Perhatikan gambar berikut 1.7a dan 1.7b di bawah

Gambar 1.7a menunjukkan pulsa yang menjalar sepanjang tali senar gitar dengan laju v ke kanan. Pulsa gelombang tersebut dianggap kecil dibandingkan panjang senar gitar. Pulsa ini menimbulkan tegangan tali (F) yang konstan sepanjang senar, seperti terlihat pada gambar 1.7b. Pada gambar 1.7b menunjukkan segmen senar sepanjang ∆s membentuk busur suatu lingkaran berjari R dan bergerak dengan kelajuan v. Berdasarkan percepatan sentripetal as = v^2/R dan sudut pusat θ = a_s/R . Komponen F pada arah mendatar saling meniadakan resultan komponen F pada arah vertikal:
FR = 2 F sin 1/2 θ, untuk θ kecil maka FR = 2 F 1/2 θ = F θ.
Jika μ adalah massa persatuan panjang senar maka untuk segmen senar pada gambar 1.7b berlaku:
μ= m/∆s=m/∆R atau m=μθR
Jika resultan komponen F pada arah vertikal: (FR) = gaya radial maka:
Fθ = m v^2/R
Fθ = μθR v^2/R

F = μ v2 atau v2 = F/μ
V = √(F/μ)
Keterangan:
v : laju gelombang (m/s)
F : tegangan tali (N)
μ: massa persatuan panjang tali (kg/m)

Contoh Soal
Suatu tali dihubungkan melalui katrol dan ujungnya diberi beban 0,2 kg kemudian digetarkan. Jika panjang tali 3 m dari massa tali 60 gram, tentukan laju gelombang pada tali! (g = 10 m/s2)

Penyelesaian:
Diketahui: mb = 0,2 kg
l = 3 m
mt = 60 gram
g = 10 m/s
Ditanyakan: v = . . .?
Jawab:
F = mg = 0,2 . 10 = 2 N
μ = m/l = (0,06 kg)/3m = 0,02 kg/m
V = √(F/μ) = 2/0,02 = 10 m/s

Sebaiknya Tahu Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala perambatan energi gelombang dari pusat gempa menuju ke permukaan bumi.
Titik pusat gempa bumi di dalam perut bumi disebut hiposentrum. Sedangkan pusat gempa di permukaan bumi yang tegak lurus dengan hiposentrum disebut episentrum.

Gelombang Stasioner
Sejauh ini kita telah membahas rambatan gelombang pada medium dengan jarak yang tidak terbatas, sehingga rambatannya pun kita anggap berjalan searah secara terus-menerus. Jika gelombang telah mengalami pemantulan, sementara sumber gelombang masih terus memberikan pulsa terus-menerus maka akan terjadi pertemuan antara gelombang datang dan gelombang pantul. Baik gelombang datang maupun gelombang pantul dapat kita anggap koheren. Pertemuan ini akan menghasilkan pola gelombang yang disebut gelombang stasioner.
Gelombang stasioner terjadi jika dua buah gelombang yang koheren dengan arah rambat yang saling berlawanan bertemu pada suatu titik, sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi antara kedua gelombang tersebut. Gambar 1.9 menunjukkan gejala terbentuknya gelombang stasioner.

Misalnya dua buah gelombang berjalan yang bergerak berlawanan arah akibat pantulan, masing-masing gelombang memiliki persamaan:
Y1 = A sin (ωt + kx) . . . (1.8)
Y2 = A sin (ωt – kx) . . . (1.9)
Gelombang tersebut akan bertemu pada suatu titik dan menimbulkan gejala interferensi gelombang dan menghasilkan gelombang stasioner. Jika kedua persamaan ini kita jumlahkan, untuk gelombang stasioner yang terjadi memiliki persamaan:
Ys = 2A cos kx sin ωt . . . (1.10)
Keterangan:
x : jarak titik dari ujung pantulan
ys : simpangan gelombang stasioner
Persamaan 1.10 adalah persamaan gelombang stasioner pada ujung bebas. Dari persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa gelombang stasioner ini memiliki amplitudo sebesar:
As = 2A cos kx . . . (1.11)
Keterangan:
As : ampiltudo gelombang stasioner (m)
A : amplitudo gelombang berjalan (m)
k : bilangan gelombang = 2π/λ
x : jarak suatu titik ke titik pantul (m)



Pola gelombang stasionernya dapat kita lihat pada gambar berikut.

Berdasarkan persamaan 1.11 di atas, dapat ditentukan letak terjadinya interferensi konstruktif dengan melihat amplitudo gelombang stasionernya. Interferensi konstruktif akan terjadi pada perut gelombang. Pola pusat gelombang amplitudo gelombang stasionernya adalah maksimum. Nilai tersebut akan dicapai jika harga 2πX/λ= 0π, π, 2π, 3π, dan seterusnya. Letak perut gelombang dari dinding pemantul adalah:
x = (n – 1) λ/2 . . . (1.12)
Keterangan:
n : 1, 2, 3, . . . atau perut ke 1, 2, 3, . . .
Interferensi destruktif akan terjadi pada simpul gelombang dengan amplitudo gelombang stasionernya adalah 0. Nilai tersebut akan dicapai jika harga 2πX/λ= 1/2 π, 11/2 π, 21/2 2π, 31/23π, dan seterusnya. Letak simpul gelombang dari dinding pemantul adalah:
x = (2n – 1) λ/4 . . . (1.13)
Keterangan:
n : 1, 2, 3, . . . atau simpul ke 1, 2, 3, . . .
Untuk gelombang stasioner yang terjadi pada tali dengan ujung tetap maka gelombang pantul akan mengalami pembalikan fase gelombang sebesar 1/2 periode gelombang atau sebesar p. Dengan demikian, persamaan 1.13 akan menjadi:
Y = A sin {((ω t + kx+π)+ (ω t - kx) )/2} cos {((ω t + kx)+(ω t- kx+π))/2}
Y = A sin (ωt + 1/2 π) cos (kx – 1/2 π)
Y = 2A sin kx cos ωt . . . (1.14)
Sedangkan amplitudo gelombang stasionernya adalah:
As = 2A sin kx . . . (1.15)
Letak perut gelombang dari dinding pemantul dapat ditentukan:
x = (2n – 1) λ/4 . . . (1.16)
Sedangkan letak simpul gelombang dari dinding pemantul dapat ditentukan:
x = (n – 1) λ/2 . . . (1.17)

Contoh Soal
Dua buah gelombang transversal masing-masing memiliki persamaan y1 = 0,2 sin 4 π (t – 2/λ) dan y2 = 0,2 sin 4 π (t + 2/λ) , x dan y dalam meter serta t dalam sekon, merambat berlawanan arah satu sama lain pada seutas tali dengan ujung bebas. Tentukanlah jarak antara perut kedua dan simpul ketiga!
Penyelesaian:
Diketahui: y1 = 0,2 sin 4 π (t – 2/λ)
y1 = 0,2 sin 4 π (t + 2/λ) , ujung bebas
Ditanyakan: jarak perut kedua dan simpul ketiga = . . . ?
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan 1.10 kita dapatkan persamaan gelombang stasionernya adalah: y = 0,4 cos π x sin 4 π t
k = 2π/λ = π , sehingga λ = 0,5 m
Kedudukan perut kedua kita tentukan dengan persamaan 1.12.
x = (2–1)1/2 λ = 0,25 m
Kedudukan simpul ketiga kita tentukan dengan persamaan 1.13.
x = (2 . 3 –1) λ/4 = 5/4. 0,5 m = 1,25 m
Jadi, jarak antara perut kedua dan simpul ketiga adalah 1 meter.




Praktikum 1
Gelombang Stasioner pada Tali
Tujuan
Mencari hubungan antara frekuensi (f) dengan panjang gelombang (λ).
Alat dan Bahan
Catu daya 1 buah
Tali atau benang secukupnya
Katrol penjepit 1 buah
Beban bercelah 1 buah
Klem G 1 buah
Audio generator 1 buah
Vibrator 1 buah
Mistar meter 1 buah
Kabel penghubung merah secukupnya
Kabel penghubung hitam secukupnya
Langkah Kerja
Susunlah alat seperti pada gambar di bwah!

Perhatikan bahwa:
Tali tidak putus dari gulungan agar panjang tali dapat diubah dengan mudah;
Pembangkit getaran ditempatkan di atas meja sedemikian rupa sehingga mudah digeser-geser menjauh atau mendekati katrol;
Beban mula-mula yang dipasang 50 gram dan panjang tali + 2 meter. Untuk memperdalam pemahamanmu tentang konsep gelombang stasioner, cobalah lakukan kegiatan berikut ini!
Hubungkan audio generator ke sumber tegangan, pastikan bahwa audio generator masih dalam keadaan mati (off)!
Pilih tegangan output generator pada 10 × 10 mV rms!
Pilih bentuk gelombang sinusoidal!
Hubungkan vibrator dengan audio generator!
Periksa kembali rangkaian!
Isikan hasil pengamatanmu pada tabel seperti berikut ini!
No Frekuensi (Hz) Jarak 2 simpul terdekat 1/2 λ (m) Panjang gelombang λ (m)
1
2
3
4
5


Berikanlah kesimpulan dan komentar berdasarkan hasil pengamatanmu!
Setelah kamu selesai melaksanakan praktikum, jangan lupa untuk mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula! Jagalah kebersihan lingkungan dan tubuhmu!

E. Interferensi Gelombang
Salah satu sifat gelombang adalah adanya gejala interferensi gelombang. Bagaimana gejala interferensi gelombang dapat terjadi? Interferensi gelombang terjadi jika dua buah gelombang atau lebih yang koheren bertemu pada suatu titik. Interferensi ini akan saling memperkuat (interferensi konstruktif) jika fase gelombang pada titik tersebut sama dan akan saling memperlemah (interferensi destruktif) jika fasenya berlawanan. Gelombang resultan merupakan penjumlahan dari gelombang-gelombang tersebut. Kamu dapat mengamati peristiwa interferensi gelombang melalui percobaan sederhana berikut!






Praktikum 2
Interferensi Gelombang
Tujuan
Mengamati pola interferensi.
Alat dan Bahan
Set tangki riak (FGE 12.04) 1 buah
Vibrator udara 1 buah
Selang penghubung secukupnya
Kabel penghubung merah secukupnya
Kabel penghubung hitam secukupnya
Audio generator 1 buah
Catu daya 1 buah
Langkah Kerja
Rangkailah alat seperti gambar di samping!

Tunggulah hingga air tenang!
Pastikan audio generator dalam keadaan off, dengan frekuensi diatur pada 5–10 Hz!
Hidupkan audio generator (on)!
Amatilah bagaimana permukaan air pada tangki riak!
Tentukanlah tempat-tempat yang mengalami terang dan gelap!
Diskusikan hasilnya dengan kelompokmu!
Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatanmu!
Peringatan:
Setelah selesai, kembalikan alat ketempat semula!
Jagalah kebersihan lingkungan dan tubuhmu!


F. Layangan Gelombang
Pernahkah kamu mendengarkan bunyi dari dua sumber bunyi (misalnya dari dua sirine) dengan frekuensi hampir sama? Bagaimana kamu mendengar bunyi tersebut?
Ketika kita mendengar dua buah sirine dengan frekuensi yang hampir sama pada saat yang bersamaan, kita akan mendengarkan bunyi kuatlemah yang beralun. Kuat-lemahnya bunyi ini menunjukkan adanya perubahan amplitudo gelombang. Gejala ini disebut dengan layangan gelombang.
Layangan gelombang akan terjadi jika dua buah gelombang memiliki perbedaan frekuensi yang sangat kecil. Layangan gelombang dapat dijelaskan berdasarkan konsep gelombang berikut.
Anggaplah kedua sirine memiliki frekuensi masing-masing f1 dan f2. Untuk mempermudah, kita asumsikan amplitudo keduanya sama. Persamaan kedua gelombang yang sampai ke telinga kita masing-masing adalah:
Y1 = a sin ω1 . . . (1.18)
Y2 = a sin ω2 . . . (1.19)
Dengan ω1 = 2f1 dan ω2 = 2f2 maka dengan azas superposisi kedua gelombang akan menghasilkan resultan gelombang dengan persamaan:
Y = Y1 + Y2
Y = 2a cos ((f_1 〖 - f〗_2)/2) sin ((f_1 〖+ f〗_2)/2) . . . (1.20)
Persamaan 1.20 identik dengan persamaan 1.10, dengan harga amplitudo gelombang resultannya adalah:
A = 2a cos ((f_1 〖 - f〗_2)/2) . . . (1.21)
A adalah amplitudo yang besarnya selalu berubah. Perubahannya memiliki frekuensi sebesar ((f_1 〖 - f〗_2)/2) atau setengah kali selisih frekuensi keduanya. Secara matematis dapat dirumuskan:
f = ((f_1 〖 - f〗_2)/2)
Frekuensi perubahan amplitudo ini hanya akan jelas teramati jika f1 – f2 tidak besar, misalnya di bawah 10 Hz. Dari persamaan 1.21 dapat dilihat bahwa selisih f1 dan f2 tidak begitu besar sehingga
((f_1 〖 - f〗_2)/2) ~f_1 ~〖 f〗_2
Bentuk gelombang resultan pada peristiwa ini dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1.11 di bawah

Untuk mengamati terjadinya layangan gelombang, cobalah kamu lakukan percobaan sederhana berikut!



Praktikum 3
Layangan Gelombang

Tujuan
Mengamati terjadinya layangan gelombang.
Menentukan frekuensi layangan gelombang.
Alat dan Bahan
Statif 1 buah
Gergaji tipis kecil atau pelat tipis yang lentur 1 buah
Benang secukupnya
Beban gantung 50 gram 1 buah
Mistar 1 buah
Stopwatch 1 buah
Klem serba guna 1 buah




Langkah Kerja
Susunlah alat seperti gambar berikut!

Berilah simpangan pada beban A, kemudian lepaskan sehingga berayun! Pada saat itu upayakan agar B tidak turut berayun dengan menahannya.
Catatlah frekuensi ayunan A dengan menggunakan stopwatch!
Dengan cara yang sama lakukanlah pada beban B, catatlah frekuensi ayunan B!
Ayunkanlah A dan B secara bersamaan, amatilah apa yang terjadi dengan ujung gergaji besi!
Ukurlah selang waktu pengulangan saat ujung gergaji besi menyimpang paling jauh!
Diskusikanlah hasil pengamatanmu dengan kelompokmu!
Buatlah komentar dan kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut!
Ingat, setelah kamu selesai melakukan praktik, kembalikan peralatan (alat atau bahan) ke tempat semula! Jagalah kebersihan lingkungan dan tubuhmu!

1 komentar:

  1. Ternyata memang hanya 1 tulisan, untuk materinya yang seharusnya dipisah2. Tulisan tentang Universitas Muhammadiyah Makassar tidak dianggap sebagai materi fisika. Thanks

    BalasHapus